Table of contents [Show]
Perkembangan teknologi memang tiada henti-hentinya, banyak teknologi baru yang bermunculan dengan harapan membantu peradaban manusia lebih baik lagi dan beban manusia menjadi lebih ringan karena ada beberapa teknologi yang bisa meringankan beban pekerjaan manusia. Salah satu teknologi yang selalu menarik perhatian orang-orang adalah AI (Artificial Intelligence) atau dalam bahasa Indonesia adalah kecerdasan buatan. Jika Anda belum tahu mengenai AI, mari kita simak bersama-sama.
Mengenal AI
AI atau kecerdasan buatan adalah simulasi proses kecerdasan manusia yang dimodelkan sedemikian rupa untuk bisa diterapkan pada mesin sehingga mesin dapat melakukan tindakan atau berpikir rasional seperti hanya manusia. Dengan kata lain AI merupakan sistem komputer yang bisa berpikir seperti halnya manusia (thinking humanly), bertindak seperti halnya manusia (acting humanly), berpikir secara rasional (thinking rationally) dan bertindak secara rasional (acting rationally).
Pada dasarnya AI bukan tergolong teknologi baru, melainkan konsep dari AI ini sudah jauh-jauh hari ada. Namun seiring perkembangan teknologi, konsep AI semakin membaik dan perannya juga semakin meluas. AI meerupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas, oleh karena itu saat belajar AI biasanya dikelompokan kembali dengan sub bidang yang lebih kecil seperti Machine Learning, Robotics, data mining dan lain sebagainya.
Perkembangan AI selalu menarik perhatian orang-orang bukan tanpa alasan, melainkan banyaknya buku dan film-film fiksi ilmiah yang membahas menganai AI banyak bertebaran, seperti Iron Man contohnya dengan AI Jarvis yang cukup terkenal di filmya. Jika diibaratkan seperti sekarang Jarvis layaknya asisten virtual milik Google atau Siri dari Apple dan Alexa dar Amazon. walaupun asisten virtual ssekarang belum memiliki kemampuan seperti halnya Jarvis, namun perkembangan AI asisten virtual ini disetiap pembaruan selalu meningkatkan kemampuannya. Bukan tidak mungkin asisten virtual yang sekarang ada bisa seperti halnya Jarvis atau mendekati Jarvis kedepannya.
Apakah AI Akan Menjadi Ancaman?
Banyak orang yang mengatakan bahwa AI akan menggantikan peran manusia. Ya, pernyataan tersebut memang benar adanya. Banyak profesi atau pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini tergantikan oleh AI. Akan tetapi perlu Anda garis bawahi juga AI akan membawa pekerjaan baru atau profesi baru yang sebelumnya tidak ada, profesi data scientist misalnya. Ada pernyataan yang mengatakan walaupun AI akan menghilangkan berbagai profesi dan pekerjaan bagi manusia karena akan dilakukan oleh AI, namun AI akan lebih banyak membawa profesi dan pekerjaan baru lagi.
Dari sini kita tahu bahwa untuk dapat bersaing dengan AI adalah kita harus memiliki kemampuan atau keahlian yang lebih dari AI, dengan kata lain kita harus tetap up to date terhadap perkembangan teknologi agar kedepannya kita bisa mengikuti perkembangan teknologi bukan tergusur dengan adanya teknologi.
Salah satu kelebihan AI adalah mampu belajar terus menerus dan memperbaiki diri sendiri atau mengkoreksi diri sendiri, inilah yang banyak dilupakan oleh manusia. Kadang kala manusia lupa akan keharusannya mengoreksi diri sendiri melihat kesalahan yang dilakukan dan meperbaiki kesalahan tersebut. Belum lagi manusia terkadang sangat malas atau malah merasa cepat puas terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak mau belajar lagi karena dirasa kemampuannya sudah terlampau cukup.
AI memang mesin yang dirancang untuk belajar karena AI merupakan irisan dari Machine Learning atau pembelajaran mesin. Jadi AI akan terus belajar secara terus menerus ketika ia digunakan, ketika ia diberi data, dan ketika ia melakukan kesalahan AI akan melakukan self correction atau mengoresi diri dari kesalahan yang ia perbuat.
Konsep Kerja AI
Sebagai contoh, perlu kita tahu sebelumnya Google memiliki AI yang diberi nama AlphaGo. AlphaGO ini merupakan AI yang dirancang untuk bermain permainan Go. Saat awal dikembangkan Alpha GO diberi data berupa 100ribu data pertandingan Go untuk ia pelajari. Setelah AlphaGo belajar dari 100ribu data pertandingan GO tersebut, AlphaGo akan belajar kembali dengan bermain Go bersama dengan dirinya sendiri selama jutaan kali. Disetiap kali AlphaGo kalah bermain dengan dirinya sendiri ia akan mengkoreksi kesalahannya dan memperbaikinya.
Hal yang menarik dari proses belajar AI milik AlphaGO tadi adalah ia bisa bermain dengan dirinya sendiri, bahkan ia bisa mensimulasikan beberapa pertandingan Go untuk ia mainkan dengan dirinya sendiri dalam satu waktu. Tentunya dalam hal ini manusia tidak bisa melakukannya, sehingga pengalaman bermain Go untuk AlphaGo bisa lebih banyak dibandingkan dengan manusia. Hal ini terbukti ketika AlphaGo diuji coba dengan bermain Go melawan juara dunia Go pada tahun 2016, AlphaGo bisa memenangkan pertandingan tersebut.
"Jika aku tidak bisa menang, setidaknya aku tidak boleh kalah" (AI)
Poin penting dari AI adalah AI sebenarnya bodoh di awal namun AI akan semakin pintar setelah AI banyak belajar dan berlatih dan semakin sering AI digunakan maka AI akan semakin bertambah pengalamannya. Dibalik ancaman yang dimiliki AI yang bisa belajar banyak hal dan belajar secara terus menerus sepanjang ia digunakan. Kita tidak mungkin sebagai manusia untuk melakukan hal yang bisa dilakukan AI seperti belajar dalam jumlah yang besar dalam satu waktu atau bisa mensimulasikan diri sendiri. Namun nyatanya kita dan AI bisa bekerjasama.
Dari kerjasama antara kita dan AI bisa saja kita dapat menemukan sesuatu hal yang jika manusia saja perlu membutuhkan waktu ratusan tahun, namun berkat AI hal tersebut bisa ditemukan dalam hitungan hari saja. Terlepas dari ancaman atau anugerah dari AI, pada dasarnya AI adalah layaknya pisau kita bisa digunakan untuk tindakan kejahatan atau tindakan yang positif. sama seperti halnya AI, AI bukanlah ancaman karena pada dasarnya AI diciptakan untuk membantu manusia, namun manusia juga perlu tahu bahwa AI bisa saja mengambil alih peran Anda jadi yang perlu Anda lakukan adalah terus belajar jangan hanya diam.Kita sebagai manusia jangan terlalu khawatir mengenai ancaman dari AI, melainkan kita seharusnya khawatir akan ketidakmampuan AI yang dimiliki sekarang.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *